Buscar

Selasa, 09 April 2013

Kartun hanya untuk anak kecil

Terima kasih atas pemikiran tersebut.. Sampai kapanpun namanya kartun hanya ditujukan untuk anak kecil. Sesuai pernyataan tersebut, maka segala hal tentang sensor yang berkaitan dengan kartun berbeda dengan sensor untuk film lainnya.


Kita tentu mengenal anime yang menurut orang sama seperti kartun. Faktanya anime = kartun!! namun apa bedanya?? beda penyebutannya.. Toh di Jepang sendiri kartun disebut anime.. Anime sendiri berasal dari kata Animation yang disingkat menjadi Anime. Namun berjalan barulah hadir pernyataan anime untuk buatan dari jepang.

Anime sendiri bisa dibilang memiliki karakteristik yang mungkin sama seperti kartun. Tetapi sejujurnya mereka yang menyebut Anime lebih condong menyebut anime kepada film yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • karakternya manusia atau menyerupai manusia.
  • kehidupannya adalah wajar layaknya manusia.
  • penokohannya adalah penokohan manusia
  • gambarnya bukanlah semi-realis, kalaupun ada mendekati realisme 
Ada model lainnya, tetapi yang mendasari disebut Anime adalah buatan Jepang! Tentu saja beberapa anime malah tidak disebut sebagai Anime walau sumbernya dari jepang
Tulisan ini bukan menjudge anime dan kartun. Saya membiarkan pendapat anda mengenai anime dan kartun.. Tapi ada sesuatu yang mengganjal saya mengenai anime ini di televisi Indonesia.

HANYA UNTUK ANAK KECIL

Bagi kita saat kecil, kita menonton film kartun seperti doraemon dan mungkin film lain seperti Tom & Jerry. film ini memang ditujukan untuk anak kecil, doraemon sendiri film yang sudah dibuat khusus untuk anak kecil jadi tentu saja tidak masalah. Bila ada gbr yang tidak bener.. tentu buat penonton (yang masih kecil) tidak ada aneh-aneh hanya sedikit bumbu komedi saja
lain cerita bila yang nonton sudah dewasa atau tua seperti pembaca sekalian. Ato lebih parah
Sebenarnya apabila kartun tom&jerry dibuat sebagai manusia

bukan kucing / tikus
kita akan melihat bahwa cerita ini tidak jauh beda seperti Sinetron

Ketika Anime hadir, disitulah kebingungan terjadi dari pihak Televisi dan badan sensor. Karena karakter di anime tidak memakai hewan tetapi manusia.
Sehingga tanpa sadar Anime tidak dianggap sebagai kartun tetapi mirip seperti Sinetron dengan segala keterangan yang dimiliki.

RATING USIA

Dalam dunia film (di luar), mereka memiliki genre yang banyak seperti:

  • Teen. Belasan tahun, biasanya utnuk anak yang akan masuk ke sekolah SMP
  • E: Semuanya berarti aman bahkan untuk anak kecil
  • PG: bimbingan orang tua
  • M: Dewasa
  • 18+: di atas 18 tahun
  • dan lain-lain
dari link di atas kita dapat melihat masing-masing negara memiliki dasar rating yang berbeda. Namun di Indonesia sebenarnya agak janggal dalam penggunaan ratingnya. Tetapi lepas dari masalah rating di Indonesia, kita terkadang memakai rating di luar untuk di Indonesia. Padahal rating luar tidak sama seperti rating di Indonesia, sebagai contoh rating Teen!

Rating Teen dikatakan cocok buat yang berumur belasan. Namun bila melihat dari ceritanya, dia akan cocok bila dilihat oleh yang lebih dewasa bahkan sudah memasuki SMA!

PIKIRAN LAMA YANG SUSAH BERUBAH

Tidak mudah merubah pikiran jaman dahulu. Apalagi peraturannya sendiri tidak ada perubahan. Perubahan peraturan sendiri membutuhkan waktu dan juga dana yang tidak sedikit.. Apalagi yang melakukan penilaian adalah orang lama yang memiliki pendapat kuno tentang kartun, metode dan lain-lain.

Ketika dia melihat anime yang memiliki karakteristik seperti Sinetron maka mulailah terjadi kebingungan. Ujungnya stasiun teve tidak memihak kepada kita!! Apalagi dasarnya Sinetron memang lebih menguntungkan bagi mereka. Di bandingkan menampilkan film anime yang hebat menurut kita.

Salah satu hal yang membuat kebingungan mereka adalah adanya adegan yang tidak ada di sinetron seperti 'merokok', berkelahi dan mengeluarkan darah!! Namun mengingat hinaan atas sinetron lebih membuat sinetron itu jaya dan duit lebih banyak membuat pemasukan kepada televisi.
*disamping istrinya pemuja sinet*

UJUNGNYA DUIT

Maka Sinetron terus berjaya.. blum lagi ada infotaiment, acara musik, pencari bakat yang berujung mendapatkan duit!! membuat film bagus tergusur. Kalau perlu teve isinya yang menghasilkan duit, urusan mental yang bagus di tiadakan. 

Karena ini semua, kita akan terus mendapat statement kartun adalah untuk anak kecil! Sedangkan tanpa sadar mereka tidak sebenarnya merusak penonton itu sendiri dengan bobot dan muatan film yang tidak bermutu.

Pertanyaannya apakah kalau mereka peduli akan ada uang untuk semua usahanya tersebut. Apakah ada keuntungan lebih mereka memutar One Piece, Bleach, Fairy Tail dan lain-lain kembali? dibandingkan memutar infotaiment dan lain-lain?

0 komentar:

¿Te animas a decir algo?

 
Sky Come Angel 081 - Landavia | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger new post