Fakta lain adalah anggaran yang ada seperti harus di habiskan. Ini sudah penyakit dari tahun/pemerintahan sebelumnya. padahal menurut perhitungan secara tertulis. Anggaran itu sendiri bukan dari anggaran kas saja, tetapi ada anggaran dari hutang. Apalagi anggaran ini sendiri adalah hutang dari rakyat untuk para petinggi DPR/MPR. Anggaran besar juga di sinyalir malah untuk hal lain yang negatif bukannya positif.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) seringkali mengganggarkan dana yang tak masuk akal dalam proyek pengerjaan fasilitas anggota dewan. Menurut Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA Uchok Sky Khadafi, Ketua DPR Marzuki Alie yang harus bertanggung jawab dalam penggunaan uang rakyat di DPR.
"Marzuki Alie yang paling bertanggung jawab, karena dia yang mengawasi penggunaan anggaran. Dia juga harus tegas, kalau merasa ada anggaran yang tak masuk akal," kata Uchok kepada merdeka.com, Rabu (7/11) malam.
Ucok mengatakan, alasan DPR menganggarkan dana yang tidak masuk akal karena ingin menghabiskan tahun anggaran. Dia menegaskan tindakan DPR kebut habiskan anggaran di akhir tahun itu pintar tapi terlihat jelas kepentingannya.
"Mengejar realisasi anggaran biar tidak di kritik. Membuka lelang di akhir November, sebulan pengerjaan potensi korupsinya sangat besar. Kalau ini dipaksakan juga, kualitasnya pekerjaannya pasti jelek, tidak mutu atau tidak sesuai dengan dokumen kontrak yang mereka buat sendiri," kata Uchok.
Menurut dia, salah satu contoh anggaran yang tidak masuk akal adalah renovasi toilet sampai Rp 1,4 miliar.
Sebelumnya, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR RI, Ery Saptaria Achyar menjelaskan jika dilihat secara kasat mata memang angka tersebut cukup tinggi, namun lanjut dia, jika diperhatikan secara detil total proyek tersebut merupakan hal yang wajar.
"Keliatannya memang bombastis, misal renovasi toilet sampai Rp 1,4 miliar. Tapi kalau di telusuri, ada 179 toilet yang kondisinya rusak sedang dan 18 toilet rusak berat," papar Ery.
0 komentar:
¿Te animas a decir algo?