Buscar

Jumat, 22 Februari 2013

Prihatin atas pemerkosaan terhadap bocah

Tindakan abnormal berujung pemerkosaan
DUnia sudah makin kacau.. ada seorang ayah memperkosa anaknya.. bukan sekali tapi berkali-kali. Apapun alasannya, termasuk apapun kisahnya! gw melihat kejadian ini sebagai sebuah kejadian luar biasa. Hal ini bukan sesuatu yang bisa dihindari dengan mudah.. Karena belakangan ini kekerasan makin banyak terjadi dan mewarnai Nusantara kita ini.

Sebelumnya saya harus mengakui bahwa stress, jiwa dan banyak hal mempengaruhi mental kita. Bahkan seorang ayah yang harusnya melindungi anaknya malah menjadi subjek hal negatif yang seharusnya tidak di alami oleh sang anak.

Pemerkosaan itu bukan selalu berhubungan dengan seksual maupun fisik. Dapat juga secara verbal, kekerasan yang paling menyakitkan. Seperti orang tua bilang, lidah tidak bertulang. Sekali menghantam dampaknya besar.

Ada seorang teman berkata... Dunia ini sudah gila, bila kita menjadi gila, siapa yang akan merawat kita. Hal itu lah yang terjadi saat ini. Dimana dunia sudah makin gila, baik gila dalam hal jiwa dan juga dalam hal norma. Hal-hal yang sebelumnya biasa malah jadi umum! dan Hal yang seharusnya normal jadi aneh dimata sebagian besar orang.

NORMA

Untuk mencegah kejadian ini terulang pada anak anda atau anak-anak disekitar. Yang pertama kita lakukan adalah memperkuat norma dalam diri kita. Namun permasalahan makin pelik saat kita mengetahui bahwa hal-hal baik yang seharusnya dilakukan malah aneh! Dan hal yang salah malah mudah bahkan banyak yang melakukan.

Tapi norma sendiri tidak bisa berdiri sendiri, harus ada hal lain yang mendukung. Dalam hal ini agama adalah jawabannya. Tetapi mengingat hal-hal yang terjadi lebih dari sekedar agama yang dapat membantu, dukungan dari hal lain juga perlu. Pada dasarnya Norma, Agama dan hal lain harus saling mendukung.

MASYARAKAT

semakin kita hidup di masyarakat.. semakin kita tahu bahwa kemungkinan kita hidup dalam masyarakat tidak selalu berjalan layaknya Sinetron dimana kita bisa menyapa mereka. Beberapa dari kita kurang beruntung untuk melakukan hal tersebut, karena ada yang kerja dari pagi-malam dan hari libur malah di rumah saja tidak mau keluar karena terlalu lelah.

Tapi dari kasus yang terjadi, kebanyakan yang melakukan penyimpangan adalah orang yang jarang dekat dengan orang lain (tetangga). Tapi tidak terlepas dari adanya orang yang dekat dan akrab malah jadi orang yang berbahaya.

BIBIT PENYIMPANGAN

Penyimpangan dapat terjadi dimana saja. bahkan saat kita sedang berjalan. Semua penyimpangan itu terjadi baik kita sadar maupun tidak. Bahkan beberapa penyimpangan adalah hal umum seperti naik motor ke atas trotoar. dari penyimpangan kecil, berlanjut ke tingkat menengah dan akhirnya tinggi.

Bibit penyimpangan itu ada di dalam diri kita. Itulah sebabnya kita harus menekan dengan agama, norma dan berbagai media lainnya. Namun kita harus sadar, bibit itu seperti gas.. makin di tekan makin mengumpul dan suatu saat akan meledak.

MEDIA TIDAK MEMBANTU

Sejujurnya saya tidak mau mengakui bahwa media saat ini malah membantu penyimpangan. Hal yang paling dasar adalah Sinetron.. Tidak mengajarkan hal positif tetapi hal negatif, bahkan hal umum jadi hal yang aneh juga mengajarkan hal negatif hingga menjadi hal umum.
kesimpang-siuran data di sinetron mempengaruhi tidak hanya kita dan generasi kita.. Namun bagaimana orang luar memandang kita orang Indonesia. Sinetron sendiri bukan konsumsi Indonesia saja, bahkan ada yang di impor ke luar negeri (Malaysia).

Sejujurnya saya menghindari menonton Sinetron, karena saya memiliki tv kabel yang memberikan hasil yang lebih baik dan aman dibandingkan sinetron yang mengirimkan sinyal buruk ke teve saya dan juga moral saya. Prihatin saya tidak terhenti dari sini, karena saya melihat fakta bahwa penduduk di kota saya makin banyak.. dan dengan banyaknya orang.. makin banyak juga masalah di kota ini.. dari kejahatan dan juga tindakan menyimpang lainnya.
detik.com

0 komentar:

¿Te animas a decir algo?

 
Sky Come Angel 081 - Landavia | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger new post